News

Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) Gagas 'Festival Demokrasi Energi', Transisi Energi Diminta Berpegang pada Prinsip-Prinsip Demokrasi

Senin, 26 Sep 2022

Untuk mendorong pemerintah segera mentransisikan sumber energi dari fosil menjadi energi terbarukan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan desentralisasi, Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) menggagas sebuah diskusi bertajuk Festival Demokrasi Energi, Sabtu (24/9/2022).

Demokrasi energi atau dapat diistilahkan dengan desentralisasi energi merupakan suatu kejadian yang memungkinkan setiap orang untuk berpartisipasi memenuhi kebutuhan energinya masing-masing berdasarkan potensi setempat. Desentralisasi energi, lanjut Suriadi Darmoko, terkait dengan pembangkitan listrik yang sumber energinya berasal dari energi terbarukan seperti surya, air, angin dan lain-lain sehingga pembangkitnya tidak terpusat.

Makna transisi demokrasi energi ini dinilai penting, agar semua orang mendapatkan akses listrik di berbagai penjuru. Energi yang cukup terjangkau seharusnya dapat diakses oleh semua orang, terutama oleh kelompok yang rentan, seperti masyarakat lokal dan adat, masyarakat miskin, dan kelompok terpinggirkan lainnya. Namun, ironisnya hal ini masih terjadi di beberapa pelosok seperti di daerah Kalimantan Timur.

Terkait dengan akan diselenggarakannnya KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Suriadi Darmoko, berharap event bulan November tersebut akan membahas transisi energi  berkelanjutan dan urgensi penanganan krisis iklim, benar-benar memberi manfaat bagi Indonesia.

Reporter : Rikha Setya
Videographer : Wayan Arfian
Artikel selengkapnya : https://bit.ly/3yeKlnF

video terkait