Pesta Kesenian Bali - PKB XLIV 2022

Lomba Balaganjur Pesta Kesenian Bali - PKB XLIV 2022 - Duta Kabupaten Karangasem, Komunitas Seni Dwaja Ancala

Rabu, 15 Jun 2022

Ide Cerita : Ida bagus Dharma Wibawa Putra
Komposer : I Putu Angga Wijaya
Penata Gerak : I Gusti Agus Putu Wirnawa
Koreografer : I Wayan Wira Arimbawa

Balaganjur Kabupaten Karangasem "MAKEKOBOK"

Makekobok adalah merupakan tradisi ritual yang dilaksanakan di Air Campuhan dan di tempat suci Pancoran "Beji Solas" yang ada di Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Makekobok mengandung makna penyucian diri, melebur sehananing mala leteh ring angga sarira. Dalam prosesnya, melalui ritual matur piuning, melukat dan ngelungsur air suci / tirtha, sehingga si anak secara niskala benar-benar dianggap bersih dari Desa Mala, serta diijinkan untuk diajak memasuki kawasan suci Kahyangan di Desa Adat Duda.

Adanya berbagai ekspresi muncul pada diri si anak saat prosesi Makekobok, terlihat euforia, gerak-gerik yang kocak / lucu serta segala bentuk fenomena dan nilai yang terkandung dibalik tradisi Makekobok menjadikan inspirasi yang dominan untuk terciptanya garapan Kreasi Baleganjur yang diberi judul "Makekobok". Tak kalah pentingnya keyakinan dari krama masyarakat Desa Adar Duda, bahwa apabila tradisi ini tidak dilaksanakan, si anak akan selalu mendapat gangguan atau godaan-godaan dari butha - buthi perancangan Ida Bhatara.

Muara akhirnya, tentulah harapan untuk tetap terjaga ajegnya tradisi Makekobok dengan memanfaatkan sarana utama air Campuhan dan air suci Pancoran "Beji Solas". Hal ini juga mengisyaratkan makna bahwa air memilik multi fungsi yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga kita semua hendaknya wajib untuk selalu menjaga, mengagungkan serta memuliakan air sebagai sumber kehidupan, sebagaimana terungkap dalam makna Seloka "Danu Kerthi Huluning Amertha".


#pestakesenianbali #PKBXLIV #PKB2022 #Balaganjur #Baleganjur #LombaBalaganjur #LombaBaleganjur #Tabuh #TabuhKreasi #KarawitanBali

video terkait

Pesta Kesenian Bali - PKB XLIV 2022, Parade Arja Klasik 'SWADARMANING SUPUTRA' Sekaa Arja Sari Dharma Kerti, Duta Kota Denpasar

Parade Arja Klasik, Sekaa Arja Sari Dharma Kerti, Banjar Lantang Bejuh, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Duta Kota Denpasar“SWADARMANING SUPUTRA”Diceritakan di kerajaan Swana Gangga tersebutlah dua bersaudara Galuh Diah Agra Manik dan adiknya Mantri Manis yang bernama Raden Wijaya Sena, ibu mereka telah tiada dan ayahnya pergi berguru sastra. Diceritakan di kerajaan Goa Maya, Prabu Sureng Rana (Mantri Buduh) belajar berguru sastra kepada Bhagawan Dharma Sakti. Prabu Sureng Rana belajar bersama sama dengan Liku yang bernama Diah Ulakesa. Setelah tamat belajar, Sang Prabu Sureng Rana ke Dharma Putra atau nyentana memperistri Diah Ulakesa dan dinobatkan menjadi raja di kerajaan Goa Maya. Sementara di kerajaan di kerajaan Swarna Gangga Mantri Manis berkeinginan mencari ayahnya yang sedang berguru sastra. Setelah bertemu dengan Mantri Buduh (ayahnya), Mantri Manis tidak diakui sebagai anak dan atas perintah Liku Dyah Ulakesa Mantri Manis dibunuh dan berita itupun sampai kepada Galuh Diah Agra Manik. Setelah Diah Agra Manik mengetahui adiknya telah dibunuh maka Diah Argra Manik dengan kesedihannya ingin mengkhiri hidupnya, tetapi dengan kedatangan Bhagawan Dharma Sakti yang memercikkan Tirta Sanjiwa (air kehidupan) akhirnya Raden Wijaya Sena hidup kembali dan ayahnya Prabu Surang Rana Akhirnya sadar dan mengakui Raden Sureng Rana sebagai anaknya.