Karya : Nyoman Windha, S.SKar.,MA
Pembina Tabuh : I Ketut Yudiadnyana dan Kadek Yoga Dhayana
Gong Kebyar Wanita, Sanggar Seni Wahana Santhi, Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng
Tabuh Kreasi “Jagra Parwata”
Jagra Parwata adalah salah satu musik monumental karya I Nyoman Windha yang diciptakan pada tahun 1991 untuk duta kabupaten Buleleng kala itu, yakni desa Munduk. Dalam bahasa Sanskrit “Jagra” berarti bangun, terjaga, sadar, dan “Parwata” berarti Gunung. Menurut beberapa mitologi adat di Bali, gunung dijadikan sebagai simbol kesucian, muara dari segala sumber kehidupan makhluk disekitar dan dibawahnya. Parwata adalah awal dari sebuah peradaban, Ia tidak hanya menciptakan sumber mata air yang berlimpah sebagaimana terciptanya danau Si perlambang kesuburan dan kemakmuran. Dari peradaban itu terpatri sebuah perjalanan panjang budaya manusia, yang kita kagumi sebagai warisan leluhur, yang kita lakoni sebagai kepercayaan, dan yang kita yakini sebagai sumber kehidupan. “Jagra Parwata” adalah simbol abstrak yang mengharap tindakan konkret manusia untuk menjaga dengan penuh kesadaran kesucian Gunung, penyebab adanya sumber air, muara kehidupan.
Secara komposisional, Jagra Parwata terdiri dari tekstur gineman,kebyar, gagenderan, bapang, dan beberapa bentuk tabuh berukuran metris lainnya. Direksi melodi pokok dan ornamentasi figuratif dikerjakan berbanding lurus yang secara perseptual adalah simbol dari aliran searah yang dinamis. Beberapa frase singkat akan kita jumpai dalam tekstur yang berlainan, dikerjakan secara manipulatif, terkamuflase secara halus dalam aliran ritme simultan.