Bali Maknyus

Bali Maknyus : Kulineran di Pesta Kesenian Bali - PKB XLIV 2022, Warung Sate Pak. H. Mansur

Minggu, 03 Jul 2022

KULINER PKB - #balimaknyus WARUNG MUSLIM PAK HAJI MANSUR

Kalo ke PKB #pestakesenianbali #pkb2022 kalian enggak akan kelaperan deh, Sobat Nusa Bali. Selain stand di area Art Centre, ada banyak banget stand makanan di Pasar Banjar Kedaton yang lokasinya bersebelahan. 

Disini ada Warung Muslim Pak Haji Mansur langganan anak kampus ISI yang jualannya udah lebih dari 40 tahun. Mau tau gimana rasanya? Tontonin terus sampe akhir yaah!
 
- Pasar Banjar Kedaton (Di sebelah barat Art Centre)
- Jam 8 pagi - 11 malam
- Sate ayam + gule kambing + nasi/lontong : Rp 25.000
- Sate kambing + gule kambing + nasi/lontong : Rp 35.000

video terkait

Pesta Kesenian Bali - PKB XLIV 2022, Parade Arja Klasik 'SWADARMANING SUPUTRA' Sekaa Arja Sari Dharma Kerti, Duta Kota Denpasar

Parade Arja Klasik, Sekaa Arja Sari Dharma Kerti, Banjar Lantang Bejuh, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Duta Kota Denpasar“SWADARMANING SUPUTRA”Diceritakan di kerajaan Swana Gangga tersebutlah dua bersaudara Galuh Diah Agra Manik dan adiknya Mantri Manis yang bernama Raden Wijaya Sena, ibu mereka telah tiada dan ayahnya pergi berguru sastra. Diceritakan di kerajaan Goa Maya, Prabu Sureng Rana (Mantri Buduh) belajar berguru sastra kepada Bhagawan Dharma Sakti. Prabu Sureng Rana belajar bersama sama dengan Liku yang bernama Diah Ulakesa. Setelah tamat belajar, Sang Prabu Sureng Rana ke Dharma Putra atau nyentana memperistri Diah Ulakesa dan dinobatkan menjadi raja di kerajaan Goa Maya. Sementara di kerajaan di kerajaan Swarna Gangga Mantri Manis berkeinginan mencari ayahnya yang sedang berguru sastra. Setelah bertemu dengan Mantri Buduh (ayahnya), Mantri Manis tidak diakui sebagai anak dan atas perintah Liku Dyah Ulakesa Mantri Manis dibunuh dan berita itupun sampai kepada Galuh Diah Agra Manik. Setelah Diah Agra Manik mengetahui adiknya telah dibunuh maka Diah Argra Manik dengan kesedihannya ingin mengkhiri hidupnya, tetapi dengan kedatangan Bhagawan Dharma Sakti yang memercikkan Tirta Sanjiwa (air kehidupan) akhirnya Raden Wijaya Sena hidup kembali dan ayahnya Prabu Surang Rana Akhirnya sadar dan mengakui Raden Sureng Rana sebagai anaknya.