Penata Tabuh : I Ketut Agus Angrama, S.Sn
Koordinator : I Ketut Agus Angrama, S.Sn
Penanggungjawab: Penglingsir Pura Penataran Banjar Adat Wangsihan dan Kelian Banjar Adat Wangsihan
Danggul, dalam budaya lokal berarti tangkai bunga pohon aren. Tempo dulu hampir setiap rumah tangga di Banjar Adat Wangsihan, Desa Talibeng hidup dari prilaku ngirisin, sebagai penyadap pohon aren. Karena ketelan danggul dapat menjadi soko guru ekonomi keluarga. Ketelan Danggul, artinya air yang menetes dari tangkai bunga pohon aren, ditampung dalam beruk. Tetesan air ini disebut tuak, tuak difermentasi menjadi arak. Tuak dan arak juga bernilai spiritual sebagai pancaka tirta.
Ketelan danggul inilah yang menginspirasi Tabuh Kreasi Gong Kebyar ini. Penata Tabuh mencoba menuangkan imajinasinya ke dalam bebarungan gong kebyar. Melankolis suara setiap instrumen sangat dinamis, diramu sedemikian rupa, menjadi satu kesatuan ritmis, yang utuh dan menyeluruh, tanpa mengurangi pakem bebarungan gong kebyar. Kreativitas yang cermat dan akurat itu pula yang menghasilkan cipta seni yang estetik nan karismatik, yang diberi judul, “KETELAN DANGGUL”.