Gong Kebyar Dewasa, Sekaa Gong Asta Yowana Swara, Lingkungan Kawan, Kabupaten Bangli.
Dengan hanya melihat air, kita belajar tentang ketenangan, kelembutan yang bisa menenggelamkan . Air mampu menembus gunung bukan karena kekuatannya semata melainkan dengan keteguhan dan kegigihannya. Begitu pula air dengan kelembutannya mampu menembus gunung, sekalipun melalui celah yang teramat kecil. Begitulah ibarat perjuangan seorang putri Raja Bangli bergelar Dewa Ayu Den Bencingah dikisahkan memimpin di bumi asri nan sejuk Bangli. Beliau sangat dicintai rakyatnya karena memiliki hati yang lemah lembut mengayomi rakyatnya tanpa membedakan status sosial.
Pada suatu ketika saat sedang bercengkrama dengan rakyatnya, tiba- tiba beliau mendengar kabar bahwa bala tentara pasukan Kerajaan Tamanbali dan sekutunya dibawah pimpinan perang Cokorda Mas telah sampai menyerang wilayah Bangli.
Ibarat naluri seekor induk ayam saat mendapat mara bahaya maka ia akan selalu melindungi anak - anaknya dengan mengamankan mereka dibawah sayapnya. Begitu pula kala itu Dewa Ayu Den Bencingah setelah mengetahui rakyatnya dalam ancaman besar akan serangan musuh, maka sebelum jatuh korban semakin banyak beliau segera mengungsikan rakyatnya ke Bukit Kehen.
Hingga pada waktu yang dirasa tepat beliau memimpin rakyatnya berperang kembali melawan musuh mempertahankan wilayah Bangli. Demikian perjuangan sosok Srikandi Dewa Ayu Den Bencingah dengan kemampuannya menata hati dan perasaannya hingga mampu tenang memusatkan pikiran menuju AGRABHAWANA.