Tradisi Upacara Aci Tabuh Rah Pengangon (sebelumnya populer disebut Siat Tipat Bantal) di Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung kembali digelar pada Purnamaning Sasih Kapat, Soma Wage Dukut, Senin (10/10).
Ribuan krama tumpah ruah mengikuti tradisi yang identik dengan melempar tipat (ketupat) dan bantal (penganan dari ketan) ke udara ini.
Menurut dari sejarah, tradisi ini sudah ada sejak dulu dan dilaksanakan pertama kali tahun 1339 Masehi. Tujuan tradisi ini guna memohon ke hadapan Ida Bhatara yang berstana di Pura se-Desa Adat Kapal agar menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi krama Desa Adat Kapal. Aci Tabuh Rah Pengangon dilaksanakan di Pura Dalem Gelgel. Nah, kebetulan Pura Dalem Gelgel ini tempatnya jadi satu dengan Pura Desa-Puseh, sehingga masyarakat lebih mengenal pelaksanaannya di Pura Desa-Puseh Desa Adat Kapal.
Tradisi Tabuh Rah Pengangon terjadi pada masa kepemimpinan Raja Bali, Ida Sri Astasura Ratna Bumi Banten. Di mana sang raja saat itu mengutus patihnya bernama Ki Kebo Taruna atau Kebo Iwa untuk datang memperbaiki Pura Purusada di Kapal. Pada saat kedatangannya tersebut, Kebo Iwa melihat sebagian besar rakyat Kapal bertani. Namun, saat datang warga Desa Kapal terserang musibah dan musim paceklik. Saat itulah, Kebo Iwa memohon kepada Ida Bhatara yang berstana di Pura Purusada. Ia mendapat petunjuk agar dilaksanakan upacara sebagai persembahan kepada Sang Hyang Siwa dengan melaksanakan Aci Tabuh Rah Pengangon.
Reporter : Indi