Feature

Tari Rejang Tipat Baris Bantal Diturunkan Langsung dari Lontar Aci Tabuh Rah Pangangon, Penyatuan Purusa dan Pradana Menciptakan Kesuburan

Rabu, 12 Oct 2022

Tari Rejang Tipat Baris Bantal diturunkan langsung dari Lontar Aci Tabuh Rah Pangangon. Dipercayai konsep tari ini sudah ada sejak dahulu kala, namun baru dimunculkan untuk pertama kali dalam bentuk garapan seni tari. Pemunculan garapan seni tari ini dilakukan pada pelaksanaan tradisi Aci Tabuh Rah Pangangon ke-683 pada Purnama Kapat, Soma Wage Dukut, Senin (10/10/2022) pukul 15.00 Wita di Madya Mandala Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kapal, Banjar Muncan.

Garapan yang dikembangkan dari Tari Rejang dan Baris Gede ini dapat dikatakan sebagai penerjemahan esensi kesakralan tradisi Aci Tabuh Rah Pangangon atau masyarakat awam lebih mengenalnya sebagai siat tipat bantal.

Nilai pertemuan Purusa dan Pradana yang menjadi roh tradisi Aci Tabuh Rah Pangangon inilah yang kemudian diejawantahkan ke dalam Tari Rejang Tipat Baris Bantal. Rejang Tipat merepresentasikan kekuatan Pradana sedangkan Baris Bantal menyimbolkan energi Purusa. Menurut Koordinator Penggarapan Tari Rejang Tipat Baris Bantal, AA Gede Agung Rahma Putra, simbolisasi dari kekuatan ini dapat dilihat dari busana penari. Di mana, 10 penari Rejang Tipat terdapat ketupat yang menempel pada dulang cane dan hiasan kepala mereka sedangkan 10 penari Baris Bantal lainnya terpasang ketupat bantal pada tombak dan juga hiasan kepala.

Reporter : Ngurah Ratnadi
Artikel selengkapnya : https://bit.ly/3Mn7VUL

video terkait

Aci Tabuh Rah Pengangon Desa Adat Kapal Kembali Digelar, Tahun Ini Tari Rejang Tipat Baris Bantal Dibuat Seragam

Tradisi Upacara Aci Tabuh Rah Pengangon (sebelumnya populer disebut Siat Tipat Bantal) di Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung kembali digelar pada Purnamaning Sasih Kapat, Soma Wage Dukut, Senin (10/10).Ribuan krama tumpah ruah mengikuti tradisi yang identik dengan melempar tipat (ketupat) dan bantal (penganan dari ketan) ke udara ini.Menurut dari sejarah, tradisi ini sudah ada sejak dulu dan dilaksanakan pertama kali tahun 1339 Masehi. Tujuan tradisi ini guna memohon ke hadapan Ida Bhatara yang berstana di Pura se-Desa Adat Kapal agar menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi krama Desa Adat Kapal. Aci Tabuh Rah Pengangon dilaksanakan di Pura Dalem Gelgel. Nah, kebetulan Pura Dalem Gelgel ini tempatnya jadi satu dengan Pura Desa-Puseh, sehingga masyarakat lebih mengenal pelaksanaannya di Pura Desa-Puseh Desa Adat Kapal.Tradisi Tabuh Rah Pengangon terjadi pada masa kepemimpinan Raja Bali, Ida Sri Astasura Ratna Bumi Banten. Di mana sang raja saat itu mengutus patihnya bernama Ki Kebo Taruna atau Kebo Iwa untuk datang memperbaiki Pura Purusada di Kapal. Pada saat kedatangannya tersebut, Kebo Iwa melihat sebagian besar rakyat Kapal bertani. Namun, saat datang warga Desa Kapal terserang musibah dan musim paceklik. Saat itulah, Kebo Iwa memohon kepada Ida Bhatara yang berstana di Pura Purusada. Ia mendapat petunjuk agar dilaksanakan upacara sebagai persembahan kepada Sang Hyang Siwa dengan melaksanakan Aci Tabuh Rah Pengangon.Reporter : IndiArtikel selengkapnya : https://bit.ly/3RRxwXf