News

Parade 1.000 Perempuan Berkebaya Indonesia Menghiasi Kemeriahan Kegiatan Lenggang Bali Pertiwi yang Berlokasi di Yellow Garden Community

Selasa, 01 Nov 2022

Parade 1.000 perempuan memakai Kebaya Indonesia menghiasi kemeriahan kegiatan Lenggang Bali Pertiwi pada hari kedua yaitu Jumat (28/10/2022) dimana kegiatan Lenggang Bali Pertiwi ini berlokasi di Yellow Garden Community, Jalan Dewi Tilotama, Banjar Tegal Kuning, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Lenggang Bali Pertiwi yang digawangi oleh koalisi tradisikebaya.id tersebut bertujuan agar Kebaya Indonesia sebagai warisan luhur asli dari Indonesia maju sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) ke UNESCO. 

Kegiatan ini berjalan lancar dengan kerjasama dari semua pihak baik pemerintah desa, Banjar, serta masyarakat luas. Diikuti oleh hampir 400 ibu-ibu dan remaja yang berasal dari Br. Tegalkuning, Br. Karangdalam 1 dan Br. Karangdalem 2, lalu sekitar kurang lebih 500 remaja putri dan guru dari SMPN 04, Abiansemal. Dan lebih dari 200 masyarakat desa, anak anak, para lansia dan masyarakat desa sekitar serta tamu dari Denpasar dan area lainnya.

Diiringi tarian Kecak dari  Sanggar Samara Ratih Br. Tegalkuning sebagai pembuka barisan. Para peserta parade terlihat antusias dan gembira menyambut parade ini. Turut bergabung dalam barisan Perbekel Desa Bongkasa Pertiwi serta Kelian dari Br. Tegalkuning, Br. Karang Dalem I dan Br. Karang Dalem II turut mengawal barisan berparade. Menariknya terlihat juga ibu ibu  dengan sangat atraktif mengendarai sepeda motor sambil membawa gebogan diatas kepala.

Videographer : Wayan Arfian

video terkait

Dalam Prosesi Ngerebeg Wraspati Ngepik Desa Adat Tegal, Abiansemal, Sesuhunan Dihiasi Bunga Cempaka, Metaksu nan Cantik!

Dalam prosesi Ngerebeg Wraspati Ngepik yang jatuh pada Kamis 19 Januari 2023 masyarakat Desa Adat Tegal, Kecamatan Abiansemal terlebih dahulu melakukan menghias sesuhunan dengan bunga.  Bunga yang digunakan adalah bunga yang sebelumnya dihaturkan oleh masyarakat desa. Sebelum menghias, bunga tersebut diperciki air suci terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk menghias, menurut I Wayan Suteja, selaku mangku di Pura Dalam Gede Tegal.Prosesi menghias Ida Tapakan ini dilakukan oleh Pemangku dan Penyarikan Desa Adat setempat. Setelah Ida Sesuhunan ini dihias, baru masyarakat bisa memulai persembahyangan.  Dulunya pengerebegan tersebut datang dari perempatan wilayah Sibang, yang dibawa Keris dan Tombak, namun sekarang supaya terlihat bagus dilihat maka sesuhunan semua dihiasi oleh bunga.Setelah persembahyangan selesai, sesuhunan akan memargi desa dimulai dari mengelilingi Pura Bale Agung sebanyak 3 kali dan arah putarannya ke kanan kemudian dilanjutkan dengan mengilingi Desa Adat Tegal. Setelah itu disambung oleh pengelingsir Desa Adat Tegal I Nyoman Lipur, bahwa setelah melakukan pemargian keseluruh desa, lalu diaturkan lagi upakara.Prosesi Ngerebeg Wraspati Ngepik yang merupakan tradisi turun temurun Desa Adat Tegal rutin dilakukan setiap 6 bulan sekali, karena tradisi ini dikaitkan untuk menetralisir Butha Dungulan dan Butha Kala yang menurut kepercayaan jika tidak dilaksakan dikhawatirkan bisa menimbulkan wabah penyakit (gerubug).Videographer : Windu Swastika